Wednesday, December 29, 2010
Kasih seorang adik..
Assalammualaikum....
Alhamdulilah pertama-tamanya dipanjatkan setinggi kesyukuran kehadrat Allah swt. kerana meminjamkan masa kepada diri ini untuk kita bersua kembali di arena ini. Semuga pertemuan yg sedikit ini dapat menmabah eratkan lagi rasa uhkwah antara kita hanya semata-mata kerana Allah swt jua.
Marilah kita hayati kisah dua beradik yg ibu dapat dari fcb ibu. Kisah yg amat menyentuh hati bergenang airmata ini ketika membacanya. Keikhlasan dan kasih seorang adik yg amat mendalam terhadap kakaknya.
Sahabat, kadang kita takjub dengan balasan yang diberikan oleh seseorang kepada kita untuk sebuah perbuatan yang menurut kita pada saat melakukannya adalah “biasa-biasa saja”. Namun balasan (yang sebenarnya kita tidak mengharapkannya) yang diberikan dahsyatnya luar biasa…apalagi ketika melakukannya dengan penuh keikhlasan, penuh cinta dan kasih…
Berikut ada sebuah cerita yang diambil dan ditulis ulang dari sebuah ebook kumpulan motivasi…semoga bermanfaat dan dapat menambah kecintaan kita pada saudara-saudara kita…menambah semangat untuk terus memberi dan terus berbagi…dan semoga bisa melembutkan hati…
Adapun ceritanya begini :
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang ayah?!!!” Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami. ”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”
Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih, ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalir dan menghela nafas, ” Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”
Ayah marah besar dan berkata : ” Mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!! Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: ”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun. Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan, ” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”
Dia tersenyum dan menjawab, ”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu aku adalah adikmu? Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”
Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adikku dan sambil tersekat aku berkata ”Aku tidak peduli omongan siapapun! Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 dan aku 23.
Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih.Setelah teman-temanku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. ”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita".
Tetapi katanya sambil tersenyum ”Itu adalah pekerjaan adikmu, dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku. Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya. ”Apakah sakit?"
”Tidak kok Kak...Aku biasa kena batu-batu kak.” Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan di dusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”
Suamiku menjadi direktur pabrik. Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau, dia ingin tetap menjaga ayah ibu.
Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit. Aku dan suamiku menjenguknya, dan melihat gips putih dikakinya. Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu. Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini.”
Dengan tanpang serius dia menjawab ”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan, nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer ? Kasihan kakak ipar."
Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu."
"Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun
Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya, ”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa berpikir panjang adikku menjawab ”Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.
” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami, di sebuah dusun yang berbeda. Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah. Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya, padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin. Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran, sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah, selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan aku akan selalu baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku, ”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....
Sahabat hikmah yang tercinta....
Teruslah mencintai dan mengasihi.......
Nabi shalallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ الْكَبِيرَ وَيَرْحَمْ الصَّغِيرَ
"Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda
(Shahih Shahihul Jami’ no. 5445, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas)
Teruslah berbagi, sekecil apapun bentuknya.......
Rasulullah saw bersabda, " Khoirunnaasi anfa'uhum linnaas” "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR Daruquthni).
Semuga kisah ini dapat mendidik hati dan jiwa kita untuk mengasehi orang lain hanya semata-mata kerana Allah swt jua.
Tuesday, December 28, 2010
Pengalaman Semalam......
Assalammualaikum..
Salam kasih sayang bagi pengunjung-pengunjung setia blog ini hanya semata-mata kerana Allah swt jua. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu sentiasa berkasih sayang serta saling pesan memesan ke arah kebaikan. Semuga blog ini dapat mendidik hati-hati kita lebih dekat kepada Allah swt.
Alhamdulilah Allah masih meminjamkan kehidupan ini semuga kita semua dapat memanafaatkan dengan sebaik-baiknya. Sememangnya masa amat pantas berlalu. Kini hanya beberapa hari lagi kita bakal menyambut tahun 2011. Semuga segala yang berlalu dan segala yang dilakukankan walaupun kecil sentiasa mendapat nilai di sisi Allah swt.
Anak-anakku yang dikasehi...
Marilah sama-sama kita berdoa dengan doa ini " Ya Allah kurniakanlah kami lisan yang lembut basah mengingati dan menyebut (nama) Mu, hati yg penuh segar mensyukuri (nikmat)MU, serta badan yg ringan menyempurnakan ketaatan kpd (perintah)MU. Ya ALlah, kurnikan kami iman yg sempurna, hati yg khuysuk, ilmu yg berguna, keyakinan yg benar-benar mantap. Ya Allah kurniakan kami deen yg jitu dan unggul, selamat dr segala mara bahaya dan petaka.Kami mohon Ya Allah kecukupan yg tidak sampai kami terpaksa meminta jasa org lain. Berikanlah kami Ya Allah iman yg sebenarnya sehingga kami tidak gentar atau mengharap org lain selain dr Engkau sendiri. Kembangkanlah lembayung rahmat Mu kpd kami, keluarga dan anak-anak kami serta sesiapa sahaja yg bersama-sama kami. Jangan Ya ALlah, Engkau biarkan nasib kami ditentukan oleh diri kami sendiri, walaupun kadar sekelip mata atau kadar masa yg lebih pendek dari itu. Wahai Tuhan yg paling mudah dan cepat memperkenankan pinta (perkenankanlah)..ameen.
Suka sangat dgn doa ini.Mungkin kisah semalam boleh dikaitkan dgn doa ini. Ya segalanya adalah perancangan Allah swt...kita sahaja yg mudah lupa...
Semalam ke sekolah untuk mesyuarat bagi sesi tahun 2011. Tiba-tiba dapat surat menyatakan kena pergi kursus Pendedahan kurikulum PK yg baru. Terkejut juga sebab surat tersebut telah diterima pd 21 dec yg lalu hati tertanya-tanya kenapa tiada sesorang pun yg sudi untuk memberitahu, Sedangkan semua sekolah sibuk memberitahu guru-guru mereka tapi sekolah ni....masyAllah...amat teruji betul pagi semalam. Puas mencari calon untuk menghadiri kursus tersebut, berbagai-bagai alasan diterima. Akhirnya terpaksa mengalah diri inilah yang pergi. Terpaksalah balik semula ke Parit Jawa utk mengemaskan pakaian untuk di bawa ke Kluang. Jadi semalam dari Parit Jawa ke Batu Pahat lepas itu balik semula ke Parit Jawa dan patah balik ke Batu Pahat lalu terus ke Kluang. Sedih sangat hati tertanya-tanya kenapa dan mengapa tidak menelefon memberitahu terlebih dahulu. Sangat sedih...amat-amat terluka...
Sepanjang perjalanan puas memujuk hati sendiri...redalah wahai hati...ini semua penyusunan Allah pergilah mungkin ada hikmahnya...memamg pahit kenyataan itu. Lagi pun mereka semua adalah 'manusia biasa-biasa' kitalah yg kena tarbiah diri agar pergantungan kepada Allah lebih mantap. Ya Allah pada Mu jua ku adukan semuanya...bisik hati ini.
Perjalanan diteruskan..hati masih lagi tercalar...lebih tercalar bila tiba di Kluang hampir pukul 12 tengahari. Slot yg penting telah ketinggalan. Ditambah lagi pihak penganjur mengatakan GPK atau penyelaras tidak sepatutnya hadir sebab anda semua bukan pelaksana guru Pk sepatutnya hadir dan mereka yang akan dipantau oleh KPM kelak.
Semuanya memang pahit untuk ditelan tetapi yang pahit itu juga adalah ubat.Semasa di Kluang terjumpa pegawai JPNJ dan ia manyatakan jika hendak berpindah isilah borang. Hati tertanya-tanya macam mana hendak isi borang sedangkan kini di Kluang. Agak terganggu juga tumpuan pada kursus sebab teringatkan borang pindah belum dihantar.
Kursus pada hari pertama berakhir jam 4 petang.Handphone kehabisan kredit dan hampir lupus kuasa baterinya. Sahibah masih belum dapat dihubungi. Call Zam tiada di rumah. Ya Allah mudahkanlah...selepas ditambah kredit Kak Amah dapat dihubungi. Alhamdulilah... terimakasih Allah. Malam tu dapatlah bermalam di rumah kak Amah.
Keesokkan paginya pergi semula berkursus. Semasa sarapan pagi cuba hubungi PPD Muar, dapat,alhamdulilah. Atas nasihat pegawai tersebut sy bergegas balik ke Mampan Batu Pahat untuk mengisi borang pertukaran. Sepanjang perjalanan dari Kluang hati sentiasa memohon agar Allah pemudahkan. Alhamdulilah perjalanan pulang kelihatan mudah, terima kasih Allah.
Akhirnya borang dapat diisi dan tidaklah saya terpaksa ke SK Ledang untuk bertemu pagawai JPN. Allah pemudahkan lagi pegawai tersebut bersetuju untuk bertemu di MRSM Bakri dan surat tersebut selamat sampai ke tangan pegawai tersebut ..terimakasih Allah. Kena sujud syukur.
Semuanya Allah telah aturkan dengan begitu cantik sekali. Hati kecil berbisik inilah hikmah segala kepahitan yg terpaksa ditelan akhirnya membuahkan hasil yg baik. Semuga proses pertukaran itu Allah pemudahkan lagi. Ya ALlah lembutkanlah hati-hati mereka yg berkuasa untuk menerima permohonan hambaMu ini...ameen.
Harapan dan pengharapan agar Allah memudahkan pertukaran ini, insyAllah:)
Sunday, December 12, 2010
Mahligai Impian
Assalammualaikum...wt. wbt.
Lama sungguh tidak mengemaskinikan blog ini. Alhamdulilah saat ini berkemampuan untuk mencoretkan sedikit di sini semuga ianya membawa manafaat buat diri ini dan sesiapa yang sudi menatapnya.
Ya Allah jadikankanlah usaha ini satu usaha yang berterusan dan mendapat redha Mu jua.Berikanlah kami taufik dan hidayah Mu..semuga hati kami sentiasa mengharap petunjuk dan hidayah Mu jua.
Pada 11.12.10 yang lalu ibu telah mengikuti Seminar Mahligai Impian 3 di UTHM. Oleh itu apa yang ibu dapat sedikit ini ingin ibu coretkan di blog ini. Penyampainya adalah sesesorang yang semua orang kenal dan amat dikasehi dikalangan semua peringkat umur. Semuga sahabat kita ini sentiasa mendapat kerahmatan dari Allah swt dan sentiasa Allah beri kekuatan untuk menyampaikan bahan tarbiahnya buat kita semua.
Sebenarnya ibu bukanlah dapat mencoretkan semua penyampaian sahabat kita tetapi apa yang ibu dapat ibu cuba coertkan kembali.Marilah sama-sama kita cuba hayati apa yang sahabat kita sampaikan.
Seni Berumahtangga.
Di dalam membina rumahtangga ianya memerlukan ilmu dan kemahiran. Kemahiran berkomunikasi,ilmu mengenali kaum wanita dan ilmu mengenali kaum lelaki. Mencari cinta yang berpaksikan wahyu untuk membina baitul muslim.
Allah swt telah menjelaskan bahawa Allah swt menciptakan manusia untuk merealisasikan 2 tujuan utama iaitu menjadi khalifah Allah swt dimuka bumi ini dan mengimarahkan bumi ini.
Tamadun dibina oleh lelaki dan wanita seterusnya membentuk unit-unit kecil yang menjadi binaan membentuk masyarakat.Asas binaan tersebut adalah keluarga yang di dalamnya adalah pasangan suami dan isteri.
Perkahwinan bagi pasangan yang beriman dan bertakwa akan meningkatkan keimanan kedua-dua mereka. Di mana cinta dan kasih mereka berpaksikan wahyu Allah swt. Setiap ruang lingkup kehidupan mereka menjadi ibadah kerana didasari dengan ubudiah kepada Allah swtr dan hanya kerana Allah swt jua mereka bertemu dan bersama.
Kehidupan mereka dihiasi dengan mentelaah bersama, membaca Al-Quraan bersama dan setiap pagi 'sarapan'mereka adalah Al -MAthurat bersama-sama mereka hayati sebelum meneruskan aktiviti yang lainnya pada hari tersebut. Alangkah indahnya...Kesemua ini dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan yang amat di perlukan dalam melayari bahtera rumahtangga.
Perkahwinan juga adalah salah satu tanda kebesaran Allah swt. Allah mencipta manusia adalah untuk bahagia juga.
Rummahtangga muslim adalah rumahtangga yang didirikan diatas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul kerana Allah, saling menasihati kerana ALlah, saling menyuruh kepada maaruf dan mencegah mungkar.
Rumahtangga muslim adalah rumahtangga yang anggotnya mampu bertahan, malah bahagia tinggal didalamnya kerana kesejukkan iman dan kekayaan keruhaniannya. Iman adalah tapak rumahtangga muslim. IMAN adalah tapak dasar yang memancar daripadanya semua nilai dan timbangan sebagaimana terpancar darinya manhaj kehidupan dalam masyarakat muslim.
IMAN juga yang memandu setiap gerak dan aktiviti, emosi dan perasaan dalam konteks ibadah kepada Allah, yang menjadi tujuan setiap aktiviti kemanusiaan dalam hati seorang muslim di dalam menjalani hidupnya.
Aku berniat untuk menjadikan wanita ini sebagai sebahagian amal perbuatan baikku dihadapan Allah swt. Sisa umurku yang ada pasti segera kan berakhir, namun amal baik akan tetap kekal dan abadi.
Alhamdulilah hanya setakat ini yang dapat dicoretkan insyAllah jika ada kemampuan akan cuba disambung semuala penulisan ini.
Friday, December 3, 2010
Hidayah Allah..tak kira siapa....
Assalammualaikum..wt wbt....
Bertemu kembali di sini umi kongsikan cerita ini untuk kita hayati bersama. Menarik sekali. Bacalah......
Sahabat Hikmah...
Kadang apa yang tidak kita sukai, akan memberikan kebaikan yang banyak.
Semuanya sudah diatur oleh Allah Yang Maha Penyayang.
Demikian juga dengan memiliki anak yang cacat.
Secara zhohir kita tidak suka, tetapi bisa jadi akan mendatangkan cinta kita kepadanya dan cinta kepada Allah yang sangat besar.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah : 216)
Demikian juga yang di alami seorang penduduk Madinah dewasa ini yang berusia 37 tahun, telah menikah, dan mempunyai beberapa orang anak. Ia termasuk orang yang suka lalai, dan sering berbuat dosa besar, jarang menjalankan shalat, kecuali sewaktu-waktu saja, atau karena tidak enak dilihat orang lain. Penyebabnya, tidak lain karena ia bergaul akrab dengan orang-orang jahat dan para dukun. Tanpa ia sadari, syetan setia menemaninya dalam banyak kesempatan.
Ia bercerita mengisahkan tentang riwayat hidupnya: "Saya memiliki anak laki-laki berusia 7 tahun, bernama Marwan. Ia bisu dan tuli. Ia dididik ibunya, perempuan shalihah dan kuat imannya. Suatu hari setelah adzan maghrib saya berada di rumah bersama anak saya, Marwan. Saat saya sedang merencanakan di mana berkumpul bersama teman-teman nanti malam, tiba-tiba, saya dikejutkan oleh anak saya. Marwan mengajak saya bicara dengan bahasa isyarat yang artinya,
"Mengapa engkau tidak shalat wahai Abi?"
Kemudian ia menunjukkan tangannya ke atas, artinya ia mengatakan bahwa
"Allah yang di langit melihatmu".
Terkadang, anak saya melihat saya sedang berbuat dosa, maka saya kagum kepadanya yang menakut-nakuti saya dengan ancaman Allah. Anak saya lalu menangis di depan saya, maka saya berusaha untuk merangkulnya, tapi ia lari dariku. Tak berapa lama, ia pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, meskipun belum sempurna wudhunya, tapi ia belajar dari ibunya yang juga hafal Al-Qur'an. Ia selalu menasihati saya tapi belum juga membawa faidah. Kemudian Marwan yang bisu dan tuli itu masuk lagi menemui saya dan memberi isyarat agar saya menunggu sebentar, lalu ia shalat maghrib di hadapan saya. Setelah selesai, ia bangkit dan mengambil mushaf Al-Qur'an, membukanya dengan cepat, dan menunjukkan jarinya ke sebuah ayat (yang artinya):
"Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Allah Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaithan" (QS. Maryam: 45).
Kemudian, ia menangis dengan kerasnya. Saya pun ikut menangis bersamanya. Anak saya ini yang mengusap air mata saya. Kemudian ia mencium kepala dan tangan saya, setelah itu berbicara kepadaku dengan bahasa isyarat yang artinya,
"Shalatlah wahai ayahku sebelum ayah ditanam dalam kubur dan sebelum datangnya adzab!"
"Demi Allah, saat itu saya merasakan suatu ketakutan yang luar biasa. Segera saya nyalakan semua lampu rumah. Anak saya Marwan mengikutiku dari ruangan satu ke ruangan lain sambil memperhatikan saya dengan aneh. Kemudian, ia berkata kepadaku (dengan bahasa isyarat),
"Tinggalkan urusan lampu, mari kita ke Masjid Besar (Masjid Nabawi)."
Saya katakan kepadanya, "Biar kita ke masjid dekat rumah saja." Tetapi anak saya bersikeras meminta saya mengantarkannya ke Masjid Nabawi.
Akhirnya, saya mengalah kami berangkat ke Masjid Nabawi dalam keadaan takut. Dan Marwan selalu memandang saya.Kami masuk menuju Raudhah. Saat itu Raudhah penuh dengan manusia, tidak lama datang waktu iqamat untuk shalat isya', saat itu imam masjid membaca firman Allah (yang artinya),
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan munkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui" (QS An-Nuur: 21).
Saya tidak kuat menahan tangis. Marwan yang berada disampingku melihat aku menangis, ia ikut menangis pula. Saat shalat ia mengeluarkan tissue dari sakuku dan mengusap air mataku dengannya. Selesai shalat, aku masih menangis dan ia terus mengusap air mataku. Sejam lamanya aku duduk, sampai anakku mengatakan kepadaku dengan bahasa isyarat, "Sudahlah wahai Abi!" Rupanya ia cemas karena kerasnya tangisanku. Saya katakan, "Kamu jangan cemas." Akhirnya, kami pulang ke rumah. Malam itu begitu istimewa, karena aku merasa baru terlahir kembali ke dunia.
Istri dan anak-anakku menemui kami. Mereka juga menangis, padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi.
Marwan berkata tadi Abi pergi shalat di Masjid Nabawi. Istriku senang mendapat berita tersebut dari Marwan yang merupakan buah dari didikannya yang baik.
Saya ceritakan kepadanya apa yang terjadi antara saya dengan Marwan. Saya katakan:
"Saya bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah, apakah kamu yang mengajarkannya untuk membuka mushaf Al-Qur'an dan menunjukkannya kepada saya?"
Dia bersumpah dengan nama Allah sebanyak tiga kali bahwa ia tidak mengajarinya. Kemudian ia berkata:
"Bersyukurlah kepada Allah atas hidayah ini."
Malam itu adalah malam yang terindah dalam hidup saya. Sekarang -alhamdulillah saya selalu shalat berjamaah di masjid dan telah meninggalkan teman-teman yang buruk semuanya. Saya merasakan manisnya iman dan merasakan kebahagiaan dalam hidup, suasana dalam rumah tangga harmonis penuh dengan cinta, dan kasih sayang.Khususnya kepada Marwan saya sangat cinta kepadanya karena telah berjasa menjadi penyebab saya mendapatkan hidayah Allah."
Subhanallah...
Anak itu memantulkan cahaya Allah pada ayahnya....
Meski dia buta dan tuli, tapi masih punya mata dan hati.
Meski dia cacat tapi dia sempurna di hadapan Allah.
Mungkin itu pelajaran kita semua menilai orang itu jangan dari segi phisiknya saja.
Dan kita yang tidak cacat seharusnya lebih mudah menerima hidayah.
Atau kalau tidak mau memanfaatkan untuk mendapat hidayah...
Jangan-jangan hawa nafsu kita yang sudah dituhankan.
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS Al Jatsiyah : 23
Wallahu a'lam bi showab
Sumber cerita: Kembang Anggrek
Subscribe to:
Posts (Atom)